Segala rupa komoditas strategis ekonomi Buol terus ditingkatkan. Salah satunya berupa komoditas udang. Saat ini komoditas udang bernilai ekonomi tinggi. US$250 miliar atau sekitar Rp3,6 miliar setiap tahun adalah pencapaiannya.
Nilai produksi udang secara nasional pada tahun 2019 sebesar Rp36,22 triliun dan berpotensi meningkat pada 2024 mendatang sebesar Rp90,30 triliun. Tonase produksi udang juga melonjak dari 517.397 ton pada 2019, menjadi 1.290.000 ton di tahun 2020.
Indonesia sendiri masuk tiga besar negara pengekspor udang di pasar global sesudah Thailand dan India. Jenis udang yang diekspor oleh Indonesia di antaranya adalah udang windu dan udang vaname.
Dalam rangka meningkatkan komoditas strategis ekonomi Buol, Amirudin Rauf, selaku Bupati Buol, akan memfokuskan dan mengnyinergikan program pemerintah pusat tersebut di Buol. Caranya, dengan menjadikan udang vaname sebagai primadona ekonomi, baik untuk peningkatan kesejahteraan, yang diharapkan dapat berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas.
“Sejak Tahun 2019, Kabupaten Buol sudah mulai menggalakan budidaya udang vaname, dengan membuat beberapa tambak percontohan. Tahun 2020, kami sedang membuat tambak perkontohan dengan skema skema, tepatnya di Kelurahan Kampung Bugis dengan Anggaran Miliaran rupiah dan memanfaatkan lahan kurang lebih 5 hektare. Kita akan jadikan budidaya udang Vaname ini sebagai program strategis ekonomi daerah,” urainya.
Tahun ini Menteri Kelautan dan Perikanan RI berencana membangun tambak percontohan di Kampung Bugis dengan luas area kurang lebih 5 ha. Tahun depan, Kementerian PUPR akan merancang dan menyusun SID (perencanaan) untuk 1.000 hektare lahan tambak.
Satu hal yang terpenting dari pencanangan udang vaname sebagai program komoditas strategis ekonomi Buol, yakni dengan merancang sistem pengelolaan yang berbasis komunitas.
“Jadi, kita akan dapat mengelola lahan yang luas, namun mekanisme kolektif komunitas akan sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi dan pembukaan lapangan pekerjaan khususnya,” ungkap Bupati 2 periode Kabupaten Buol ini.
Masyarakat yang ingin terjun dalam budidaya udang vaname ini lanjutnya, cukup menyiapkan lahan maksimal 0.5 hektare dan membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang.
Pemerintah Kabupaten Buol melalui pemerintah pusat siap menyokong segala biaya produksi, baik teknologi maupun pakan, sampai dengan panen perdana.
Tahun depan Pemkab Buol sedang mengupayakan pengadaan eskavator rawa untuk menyukseskan program ini.
Saat ini, komoditas strategis ekonomi Buol terus dipacu, sehingga dapat menjadi program strategis perekonomian daerah yang berefek domino bagi pertumbuhan ekonomi rakyat dan pembukaan lapangan kerja yang luas.
Contoh kasus di Kelurahan Buol Dusun Bhuoyong, panen perdana menghasilkan 2.5 ton, hasil produksi ini dapat menghasilkan laba bersih ratusan juta rupiah. Dengan hasil ini dapat dipastikan perekonomian rakyat dapat meningkat.
Selain pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, di sisi yang lain, proyeksi udang vaname dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas, otomatis mengurangi angka pengangguran.
“Jika diasumsikan 1 hektare menyerap 2 tenaga kerja bahkan lebih. Maka proyeksi tahun 2021 yang direncanakan mencapai 1000 hektare, kurang 2.000 tenaga kerja yang terserap ke dalam sektor ini, yang otomatis pengangguran dapat berkurang,” kata Amirudin Rauf.