Pertumbuhan ekonomi Sulteng diharapkan nyata terjadi pada 2021 awal nanti, walaupun terdapat berbagai tantangan untuk kedepannya. Empat tantangan tersebut dijabarkan Bank Indonesia (BI) dalam rangka mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah, serta para stakeholder di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020, Kamis (3/12), yang diadakan Kantor Perwakilan BI Sulteng di Kota Palu, secara gamblang BI mengakui bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Sulteng berada di wilayah Kabupaten Morowali dan Banggai, yang barbasis pada sektor tambang dan industri turunannya. Selain itu, BI tidak menampik adanya divergensi ekonomi yang terjadi di wilayah Barat dan Timur.
Bank Indonesia menyarankan wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan Tolitoli serta Buol harus selalu didorong agar iklim investasinya positif, sehingga dapat menarik minat investor dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi. Segala hal tersebut demi satu tujuan agar pertumbuhan ekonomi Sulteng semakin kuat dan kokoh.
Selain itu, BI melihat potensi kenaikan harga akibat kenaikan demand atau permintaan dan fluktuasi bahan pangan. Apabila ekonomi Sulteng tahun 2021 balk, maka akan meningkatkan sisi demand/permintaan.
Maka dari itu, ketersediaan pasokan dan kecukupan produksi pangan harus dikelola dengan baik. Di sisi volatile foods atau makanan yang mudah menguap, koordinasi antar stakeholder diperlukan guna mencakup manajemen cuaca, pola tanam dan penguatan kerjasama antar daerah.
Bank Indonesia (BI) juga memprediksikan potensi kemiskinan yang masih di atas rata-rata Nasional. Pada 2020 tercatat hanya dua daerah di Sulteng yang kemiskinannya berada dibawah angka nasional yakni Kota Palu dan Banggai. Oleh karena itu, koordinasi dan kerjasama guna mengurangi angka kemiskinan perlu diperkuat.
Terakhir BI berpesan agar selalu menjaga kesinambungan antara percepatan pemulihan ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan di Sulteng. Protokol kesehatan tetap wajib menjadi prioritas. Bukan tanpa sebab, situasi pandemi COVID-19 pada 2021 masih diliputi ketidakpastian.
Ketidakpastian itu terdapat di beberapa isu, seperti kepastian pembagian vaksin di Sulteng dan peningkatan ketersediaan fasiltas kesehatan untuk tes COVID-19. Tentu, hal ini harus menjadi perhatian semua pihak.
Prioritas faktor kesehatan ini perlu dijaga agar pemulihan ekonomi serta pertumbuhan ekonomi Sulteng pada tahun 2021 berjalan optimal.