“Data BST ini sangat menyedihkan, makanya kalau bisa data ini diusul dari bawah. Terus terang kami yang berhadapan langsung dengan masyarakat jadi ‘babak belur’,” kata Sudarmin, salah satu Ketua RT di Kelurahan Bayoga, Palu, pada diskusi virtual, Senin malam.
Diskusi virtual yang dilaksanakan Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Muda Nusantara (Gemanusa) Sulteng tersebut mengangkat topik “Manfaat BST Terhadap Masyarakat Terdampak COVID-19 di Kota Palu”.
Hadir sebagai pembicara Kepala Kantor Pos Sulteng Jahya Ak Tueka, Kepala Dinas Sosial Palu diwakili Kasi Penanganan Fakir Miskin, M Sarfan, Akademisi IAIN Palu Dr Muhtadin Mustafa, dan Ketua Dewan Pembina Gemanusa Sulteng Ilyas Umala.
Pada diskusi tersebut terungkap kelompok sasaran penerima BST di Kota Palu mengalami perubahan setiap bulannya dari kuota sebanyak 12.604 kepala keluarga (KK).
Dalam diskusi tersebut juga terungkap data penerima BST menjadi kendala utama karena data yang diterima pihak kelurahan sampai di RT tidak sesuai kondisi masyarakat setempat.
“Ada yang berhak menerima BST, tapi tidak masuk dalam data, sementara ada yang tidak berhak tapi masuk dalam data penerima,” katanya.
Menurut Sudarman, akibat data tersebut menyebabkan aparat di tingkat RT terpaksa harus bekerja keras untuk memverifikasi data tersebut.
Sementara itu Kepala PT Pos Sulawesi Tengah Jahya mengatakan kelompok sasaran penerima manfaat sangat merasakan manfaat dari BST tersebut terutama di tengah pandemi COVID-19 saat ini.
“Mereka sangat terbantu dengan bantuan itu. Mereka berterima kasih, bahkan ada yang bertanya apakah bulan depan masih terima,” katanya.
Jahya mengatakan meskipun penyaluran BST tersebut terkesan mendadak, tetapi PT Pos tidak mengalami kendala dalam penyalurannya.
“Kami hanya mitra yang menyalurkan, selama ini tidak ada kendala,” katanya.
Akademisi IAIN Palu Dr Muhtadin mengatakan BST tersebut harusnya direspons positif karena adanya niat baik dari pemerintah membantu masyarakat miskin terdampak COVID-19.
“Umumnya masyarakat bilang bantuan BST Rp600 ribu itu tidak cukup, tapi kita harus apresiasi sikap pemerintah karena ada niat baik membantu mengurangi beban masyarakat,” katanya.
Penerima BST di Kota Palu dalam tiga bulan mengalami perubahan data, yakni pada April sebanyak 13.139 KK, kemudian Mei berubah turun menjadi 11.669 KK dan Juni berkurang lagi menjadi 10.635 KK.
“Data itu berkurang karena ada perbaikan data terutama terdapat data ganda karena sudah menerima bantuan sosial lain,” katanya.
#Palu #minta #verifikasi #ulang #data #penerima #BST
Klik disini untuk lihat artikel asli