– Para pengamat sepak bola Tanah Air memberikan kritik kepada PSSI yang dinilai tak serius dalam membina pesepak bola putri Indonesia.
Hal tersebut diutarakan setelah timnas putri Indonesia kalah telak 0-18 dari Australia pada laga perdana Grup B Piala Asia 2022, Jumat (21/1/2022).
Ini merupakan kekalahan terbesar Garuda Peritiwi dalam turnamen resmi internasional.
Anton Sanjoyo, salah satu pengamat sepak bola senior Tanah Air, menilai PSSI melakukan blunder pembinaan di timnas putri Indonesia.
Dia bahkan sampai mengatakan bahwa timnas putri Indonesia seolah menjadi anak tiri dan tidak diakui oleh PSSI.
“Saya merasa speechless dengan hasil ini,” kata Anton Sanjoyo menanggapi kekalahan 0-18 Indonesia dari Australia dalam suatu acara di stasiun berita nasional.
“Kita mengirim tim setelah lolos kualifikasi dan ke putaran final, tapi harus kita akui bahwa kelompok putri, khususnya di sepak bola seperti anak tiri dan terlihat tak diakui,” ucap eks wartawan Harian Kompas tersebut.
“Tidak ada kompetisi dan tidak ada pembinaannya,” tuturnya menambahkan.
PSSI sebenarnya sudah membentuk kompetisi sepak bola khusus wanita, yakni Liga 1 Putri yang musim perdananya dimulai pada 2019.
Akan tetapi, kompetisi 2020 dan 2021 ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Hal ini juga sempat dikeluhkan pelatih Rudy Eka Priyambada sehingga menjadi kendala dalam membentuk timnas putri Indonesia.
Anton Sanjoyo pun tak heran timnas putri Indonesia bisa kalah telak.
“Anda bisa bayangkan, sebuah tim nasional dibentuk dari sekumpulan pemain yang sama sekali tidak jelas asal-usulnya dari mana,” lanjut pria yang akrab disapa Bung Joy ini.
“Kalau kita lihat daftar (skuad), ada pemain dari Asprov Jawa Barat, Asprov Sumatera, tapi mereka ini main di mana? Berapa menit mereka bermain? Kok tiba-tiba bisa menjadi tim nasional?” ucapnya.
“Oleh karena itu, dibantai oleh Australia bukanlah hal yang aneh karena pemain mereka bermain di Premier League, Ligue 1, Spanyol, ya bumi dan langit,” tuturnya.
“Timnas putri Indonesia seperti bukan anak tiri lagi, tapi anak yang sama sekali tidak diakui. Lalu, dikirim ke sebuah kompetisi internasional, ya jadinya hancur,” jelas Anton.
Hal senada juga dikatakan oleh pengamat sepak bola senior Tanah Air lainnya, Weshley Hutagalung.
“Harus ada benang merah dalam sepak bola Indonesia, mau itu sepak bola putra atau putri,” ujar Weshley.
“Bukankah elok ketika sebuah klub berkompetisi dengan memiliki tim berjenjang plus tim putri kalau memang kita serius, atau bikin liga putri tersendiri yang penting ada kompetisi untuk mereka bermain?” tuturnya.
“Tadi sudah dikatakan, bagaimana kita memakai istilah tim nasional, tapi kita tak tahu mereka dari mana dan bermain berapa menit sepanjang tahun,” ucapnya.
Lebih lanjut, Weshley heran dengan PSSI karena sempat mendengar kendala dengan TC timnas putri Indonesia pada Desember 2021.
Dia pun mempertanyakan keseriusan federasi hingga menyinggung pendanaan untuk persiapan Garuda Pertiwi.
“Pada Desember kemarin, saya masih dengar bisik-bisik dari kubu kita sendiri, ‘Kapan ya timnas putri TC? Kan sudah mau tanding ke India, masa nggak ada anggaran, masa nunggu anggaran dari Kemenpora melulu'” ungkap eks Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA tersebut.
“Federasi yang mengurus sepak bola ini kemana? Desember loh saya mendengar omongan itu, sementara kita mau tanding bulan Januari,” ucapnya.
“Sepak bola putri kita ini istilahnya seperti sudah di bawah anak tiri,” tuturnya menambahkan.
Pada akhirnya, PSSI menyiapkan TC timnas putri Indonesia yang terjadwal dari tanggal 12 sampai 30 Desember 2021.
Akan tetapi, persiapan Garuda Pertiwi dapat dikatakan mepet. Itu pun “hanya” di Jakarta dan beruji coba melawan klub putri lokal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari . Mari bergabung di Grup Telegram ” News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Pembinaan #Timnas #Putri #Indonesia #Seperti #Anak #Tiri #dan #Tidak #Diakui #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli