– Dalam setiap gelaran pesta demokrasi di negara ini baik tingkat pusat maupun daerah, kita kerap mendapati adanya sejumlah artis yang meramaikan bursa pencalonan pemimpin daerah maupun maju sebagai calon legislatif daerah hingga pusat.
Pun dengan Pilkada serentak yang jika sesuai rencana akan diadakan serentak pada Desember 2020 nanti.
Sederet nama artis kembali meramaikan pesta politik ini dengan maju menjadi calon pemimpin daerah.
Salah satunya adalah Sahrul Gunawan, pesinetron ini didapuk menjadi calon wakil bupati Bandung Barat, berpasangan dengan Dadang Supriatna.
Masih ada juga nama-nama lain, sebut saja Adly Fairuz, Lucky Hakim, Firman Mutakin, hingga pedangdut Fadia A. Rafiq.
Padahal selama ini kita kerap sanksi, apakah para artis ini sebenarnya memiliki kapabilitas untuk duduk di kursi pemerintahan atau tidak.
Tidak usah jauh-jauh, apakah dengan latar belakang keartisan yang dimiliki, apakah sesungguhnya mereka memiliki bekal pengetahuan politik baik teori maupun praktik yang cukup?
Peneliti dari Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menyebut, ternyata semua pengetahuan dan pengalaman itu memang tidak wajib dimiliki seseorang, termasuk artis, ketika pertama kali memutuskan masuk ke ranah politik.
“Saya yakin itu bisa sambil belajar ya, bisa sambil jalan,” kata Arya saat dihubungi , Sabtu (12/9/2020).
Proses belajar
Ini berarti, proses belajar itu bisa saja seseorang masuk ke dunia politik saat pengetahuannya akan bidang ini belum terlalu matang atau bahkan nol.
Namun, Arya menyebut ada syarat yang harus dilakukan ketika seseorang ingin mulai belajar. Tidak hanya dengan masuk, lalu diam dan hanya menonton proses yang berlangsung.
“Tapi memang artisnya harus mengikuti proses pembelajaran politik secara alamiah. Misalnya menjadi pengurus partai, aktif dalam kegiatan-kegiatan kepartaian, kemudian terlibat dalam pembuatan kebijakan-kebijakan di partai misalnya. Memang harus belajar otodidak,” jelasnya.
Di dunia politik demokrasi yang membutuhkan suara rakyat untuk mendapatkan satu kedudukan, artis ini memang dinilai sudah memiliki potensi keterpilihan, meskipun pengetahuan politiknya tidak seberapa.
“Karena mereka sudah punya ini sebenarnya, kemampuan public speaking-nya sudah bagus, cara menarik massanya sudah bagus, kan dia artis. Dia punya potensi, tinggal ngikutin proses alamiah politik dengan menjadi aktivis partai, membangun komunitas-komunitas,” katanya lagi.
Potensi ini menjadi nilai plus bagi seorang artis yang ingin terjun ke politik, dan diakui atau tidak hal itulah yang kerap membuat para politisi sesungguhnya tertarik menggandeng artis dalam pencalonan mereka.
Meski demikian, Arya menggarisbawahi kepopuleran artis dan banyaknya pendukung yang ia miliki tidak selalu berbanding lurus dengan perolehan suara yang nantinya didapatkan.
Ada nilai tambah yang harus dimiliki seorang artis agar bisa mendapat kepercayaan dari publik, tidak cukup jika hanya mengandalkan ketenaran.
#Artis #Masuk #Politik #Haruskah #Miliki #Bekal #Ilmu #dan #Pengalaman
Klik disini untuk lihat artikel asli