“Selama ini kami terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan mencuci pakaian dan lainnya,” kata Abas, salah seorang warga Desa Sidera, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Senin.
Ia mengatakan saat banjir bandang pertama terjadi pada pertengahan September 2020, sebagian jaringan pipa air dari sumber air sungai di Desa Oloboju rusak, dan sudah diperbaiki. Namun saat bencana banjir yang kedua kalinya akhir September 2020, baik induk penampung air dan jaringan pipa air kembali diporak-porandakan..
“Bukan hanya jaringan pipa yang rusak, tetapi banjir kali ini justru membuat bak utama air bersih yang terletak di Desa Oloboju hancur total,” kata Abas.
Hingga kini, kata dia, belum ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki kembali sarana air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Sigibiromaru tersebut.
Hal senada juga disampaikan Ny Sulasri, seorang petani di Dusun Bolupontu Desa Sidera, Kecamatan Sigibiromaru. Dalam beberapa pekan terakhir, kata dia, warga setempat tidak lagi menikmati air bersih yang selama ini bersumber dari bak induk air bersih di Desa Oloboju karena hancur dilululantahkan banjir bandang yang terjadi akhir September itu.
“Untuk saat ini, warga selain menampung air hujan, juga harus membeli air dari pihak swasta yang datang langsung menawarkan kepada mereka,” ujarnya.
husus untuk kebutuhan air minum dan memasak, warga membeli air dengan harga Rp100.000 per tangki yang berisi air sekitar 5.000 liter.
Untuk itu dia juga berharap dengan perhatian Pemerintah Kabupaten Sigi agar secepatnya dapat memperbaiki kembali bak penampung dan jaringan pipa air bersih yang rusak, sehingga bisa menikmati air yang sehat.
#Warga #desak #Pemkab #Sigi #perbaiki #jaringan #air #akibat #banjir
Klik disini untuk lihat artikel asli